Tentang Softlens

Saturday morning. Mowniingg!~
Hari ini salah satu sahabat dekat sejak SMP yang kuliah di ITS yang namanya Frieska --- si magnae (udah S.T. sih sekarang) mau melakukan test kerja di sini, di UGM. Biasa kalo anak gadis sleepover, alias bobo bareng pasti deh malemnya tuh rumpik. Kepo profil fb orang, diketawain. Liat foto profil orang, diketawain. Liat nama alay, diketawain. Dasarnya aja gue sama Frieska gak ngaku kalo alay aja. Alay teriak alay. 

Ini bocah lagi seneng-senengnya belajar makeup. Gue pada dasar seneng sih makeup, coba-coba ini itu semacam muka itu kanvas kali ye. Tapi gue paling suka eye-makeup. Kenapa? Karena makeup mata ini paling banyak variasinya dan 'ngangkat' banget. Kenapa? Kepo amat sih, maksudnya ngangkat tuh, karena mata gue sipit dengan kelopaknya yang kecil dan cenderung bikin terlihat sayu. Dan warna-warni dengan variasi bentuk-bentuk yang unik itu bikin gue tertarik. Cuma ya disesuaikan sama event, yang Bukan, gue kali ini bukan mau ngomongin jenis-jenis eye makeup atau berbagi tutorial eye makeup, mungkin lain waktu. 

Gue termasuk wanita pemakai. Pemakai kacamata (maaf, punctuationnya gak enak).  Bentuk wajah gue bikin kacamata (walaupun udah frameless) frame nya nabrak kerudung. Jadi penyelesaian paling mudah gue beralih pake softlens sekitar dua tahun ini sejak minus beranak pinak. Sebagai anak gadis tunggal, ofc apapun yang gue lakuin selalu mendapat sorotan orang tua gue. Lebay. Emang iya sih, pemakaian softlens harus hati-hati, pilih-pilih, dan nomor satu harus bersih. Telaten sih intinya. 

Berikut bahaya penggunaan softlens buat mata kita:

1. Iritasi. Ini hal paling common buat pengguna softlens. Apalagi buat yang banyak aktifitas outdoor ataupun memang matanya kering. Bahkan saat mendaki bukit gue pernah pake softlens, dua kali, dan dua duanya langsung kotor, udah dibersihin juga tetep dan iritasi hasilnya. Mata bisa terkena iritasi karena debu yang menempel di softlens yang bikin gak nyaman/seperti terganjal apalagi kalau jarang dibersihkan (cuma direndam), pemakaian softlens yang terlalu lama, softlens expaired dan mata kering. Kesalahan-kesalahan pemakaian ini sering terjadi, bukan berarti karena common hal ini gak berbahaya, ini bisa berbahaya banget, dulu sih ada teman yang iritasi sampe bagian putih matanya merah semua, kalo ini udah di bawah penanganan dokter. 

2. Softlens yang robek. Kalau robeknya saat sedang dibersihkan/dicuci sih gue cukup sering, nah yang berbahaya kalo softlens robek di dalam mata. Terkadang kita khilaf saat membersihkan softlens, contohnya membersihkan softlens terlalu kuat, membersihkan softlens sambil menonton drama korea (okay, that was me), softlens sudah dekat masa expired, softlens digunakan saat tidur/ketiduran (oke, terkadang), dan pemakaian softlens dalam keadaan temperature yang terlalu panas. Pemakaian softlens saat tidur/ketiduran (that was me again) bahaya banget, karena softlens bisa bergerak-gerak di dalam mata saat kita tidur hasilnya kornea kita bisa lecet atau dikarenakan softlens yang bersifat menyerap air mata kita jadi kering dan pasti sulit dicopot nantinya sehingga bisa meninggalkan bekas sobekkan fragmen terjebak di mata kita. Pemakaian softlens saat udara panas juga berbahaya, yang pernah gue denger sih softlens yang berasal dari plastik dan karet ini bisa meleleh di dalam kornea kita.

3. Softlens yang 'menjebak' darah. Pemakaian softlens yang terlalu ketat dan atau terlalu besar diameternya juga berbahaya. Jangan pilih yang terlalu besar atau terlalu kecil buat mata kita. Contohnya, mata gue cenderung kecil dan korneanya juga cenderung kecil. Ketika menggunakan softlens dengan diameter 15mm akan terlihat banyak sisa karet dari softlens itu di luar diameter kornea. Nah, sisa karet ini yang bisa menjepit darah di mata. 

4. Infeksi kornea mata. Infeksi ini kayanya tingkat akutnya iritasi mata, well dekat dengan kebutaan. Infeksi kornea ini bisa disebabkan oleh semua hal di atas yang tidak ditindak lanjuti dan tidak menghentikan penggunaan softlens. Penggunaan softlens yang tidak dirawat dengan baik, bersih, dan hati-hati penyimpanannya juga bisa menyebabkan bakteri dan jamur bersarang di softlens. Kalau iritasi tadi yang memerah adalah bagian putihnya, untuk iritasi lebih lanjut yang memerah bisa di sekitar kornea saja ini yang terjadi pada saya dulu, dan bisa yang memerah bagian hitamnya atau korneanya saja. 


Menggunakan softlens serem setelah membaca yang di atas? Iya, serem, makanya hati-hati, kalau gak telaten mending jangan. Berikut cara pemilihan dan perawatan softlens:

1. Sebelum memilih dan membeli softlens (yang tentunya dibayar dulu nanti mbaknya marah), pastinya periksa dahulu minus atau silinder kita lalu dikonsultasikan ke dokter spesialis mata. Karena gak semua mata cocok memakai softlens, ada yang matanya memang kering, ada yang matanya alergi. Menempeli mata kita dengan benda asing seperti softlens, tentu kalau matanya sensitif ini bahaya sekali.

2. Ada tigas jenis softlens, softlens untuk mata normal (plano), softlens untuk mata minus yang sering kita jumpai, dan softlens silindris untuk mata silinder. Softlens normal sih warna-warni biasanya untuk gaya-gayaan doang. Sedangkan, softlens untuk mata silinder harganya jauh lebih mahal dan tidak tersedia untuk semua derajat silinder mata.

3. Softlens yang umum adalah softlens untuk mata minus. Tersedia ukuran 14mm, 14.2 mm, 14.5 mm, 15 mm sampai 22 mm. Kalau mata kamu kecil atau normal pakai yang 14 mm sepertinya sudah cukup. Jangan memilih diameter terlalu besar kalau mata kamu kecil

4. Mata gue kecil, pingin terlihat besar. Memilih softlens yang berukuran terlalu besar atau terlalu kecil selain bikin gak nyaman juga berbahaya. Hal ini bisa disiasati dengan memilih warna softlens yang gelap. Misalnya, warna cokleat, warna soft, warna abu-abu, dan warna hitam. Hal ini juga berlaku untuk pemilihan softlens untuk kulit gelap. Gue sendiri memilih softlens warna cenderung gelap biasanya cokelat, abu-abu, hijau baby, hijau soft, dan coklat soft dengan pinggiran tanpa ornamen/bulat polos dan diameter 14mm - 14.2 mm. Pernah sekali coba pake yang pinggirannya berornamen dengan diameter 15 mm, gak nyaman. 

5. Jangan terlalu sering mencoba-coba softlens, apalagi bertukar-tukaran softlens, bakterinya bisa joinan. Apalagi cekungan mata orang berbeda-beda.

6. Kalau mata kanan dan kiri mempunyai minus yang berbeda dan hanya berbeda 0.25, kalau gak mau beli dua pasang softlens bisa disiasati dengan memilih minus yang paling rendah dari mata kamu. Mirip dengan pemilihan kacamata, kacamata dengan minus yang dipaksakan bisa justru menambah 'peranakkan' minus jadi saya sering menggunakan kacamata dengan minus 0.25 di bawah minus asli karena mata yang sedang lelah juga berpengaruh pada saat pengukuran.

7. Perhatikan kadar air pada kotak softlens. Kadar air softlens rendah (lebih kecil dari 40%), softlens kadar air sedang (40% - 60%), dan softlens kadar air tinggi (di atas 60%). Kadar air yang dimaksud adalah air yang diserap oleh softlens. Lebih nyaman untuk menggunakan softlens berkadar air rendah karena mengurangi penyerapan air di permukaan mata. Karena saat mata kering, softlens akan menempel pada kornea yang menyebabkan sulit untuk dilepas.

8. Perhatikan BC softlens. BC ini maksudnya kecekungan sotlens. Kalau diperhatikan kornea kita agak sedikit lebih menonjol dibanding sekitarnya. Nah, di sinilah kita meletakkan softlens kita sehingga tidak bergeser. BC yang paling banyak digunakan produsen adalah sebesar 8.6 mm.

9. Ketebalan softlens. Softlens tipis akan lebih lembut dan nyaman digunakan, namun harus sangat hati-hati saat mencucinya karena mudak sobek juga. Gue pernah menggunakan softlens dengan diameter 15 mm tapi tipis sehingga tetap nyaman digunakan, walau sempet terjadi alergi yang bikin kantung mata sebelah kanan membengkak dan nyeri pada saat awal pemakaian.

10. Masa kadaluarsa softlens. Masa kadaluarsa softlens ada yang 3 bulan, 6 bulan, sampai 1 tahun. Lebih baik memilih yang masa kadaluarsanya pendek atau ketika softlens mulai tidak nyaman atau mengganjal saat digunakan walau sudah dicuci, lebih baik diganti saja. Gue pun gak pernah pake softlens sampai tepat tanggal kadaluarsa.

11. Mata yang kering. Untuk mata yang mudah kering dan mudah alergi, lebih baik tidak menggunakan softlens sebab yang sudah saya jelaskan di atas.

12. Lama penggunaan softlens. Softlens dianjurkan tidak digunakan lebih dari 6 jam, jika sudah 6 jam lebih baik dilepas dan direndam dengan larutan pembersih softlens selama kurang lebih 20 menit. 

13. Larutan pembersih softlens. Larutan ini untuk mencuci softlens, merendam softlens, terkadang ketika mata terasa kering gue meneteskan mata dengan larutan ini, JANGAN gunakan larutan ini untuk menetesi mata yang sedang tidak menggunakan softlens. Larutan ini memiliki masa kadaluarsa 3 bulan. Jika sudah 3 bulan, ganti cairan.

14. Mencuci tangan dan membasahi jari sedikit saat akan menggunakan atau melepas softlens. Baik bersih dari kotoran ataupun minyak-minyakkan dan makeup. Gak mau kaan softlens nya kotor sehingga bikin gak nyaman?

15. Bersihkan softlens dan rutin ganti air rendamannya. Membersihkannya jangan terlalu kencang. Gue pernah dapet tips juga dari teman, membersihakn softlens yang benar-benar terasa kotor. Cuci bersih tangan dilap sampai tangan kering, cekungkan telapak tangan dan tuangkan cairan pembersih softlens sampai melebihi ketinggian rendaman softlens, taruh softlens dan bersihkan perlahan. Karena telapak tangan yang lembut mengurangi terlukanya softlens.

16. Jangan menggunakan softlens yang sudah robek WALAUPUN sedikit. Sobekkan softlens bisa terperangkap di dalam mata. 

17. Kalau wanita, sebelum memasang softlens ada baiknya mencuci muka/menggunakan cleanser dan toner terlebih dahulu baru memasang softlens lalu mulai menggunakan makeup. Ketika akan membersihkan makeup kebalikkannya, copot softlens terlebih dahulu baru membersihkan wajah dari makeup.

18. SELALU bawa cairan pembersih softlens, terutama jika kamu sering beraktfitas outdoor, di tempat berasap, maupun AC. Contohnya gue, setiap keluar sehabis nyetir dengan wajah yang terpapar AC mobil mata terasa sedikit perih dan kering, tetesi mata dengan cairan pembersih softlens.

19. Selain cairan pembersih softlens, bawa juga cairan pembersih mata (tapi yang ini jangan terlalu sering digunakan yaa), tempat/wadah softlens (bisa beli yang unyu di mall jadi suka bawanya :3), dan kacamata. Just IN CASE.

20. Kalau matanya normal atau merasa masih bisa melihat jelas tanpa bantuan lensa, lebih baik dirawat dan tidak menggunakan softlens buat gaya-gayaan. Sebisa mungkin gunakan kacamata saja jika dirasa perlu. :)


Softlens memang penunjang sekali bagi yang bermata kecil, sayu, dan penggunaan eye makeup. Kalau dirasa perlu sebagai penunjang sebaiknya jangan terlalu sering, jangan terlalu lama, dan telaten, yaa girls ;)

Sumber: pengalaman pribadi ;)

Minggu Ke Tiga TD. Nyampah.

Selamat pagi! Selamat hari Jum'at! Hari ini kelihatannya juga cerah, karena sudah masuk musim kemarau dan musim tugas akhir. Tugas akhir gue, sih. Gak ngaruh ke yang lain sebenernya. Sekarang lagi sibuk, iya sih dari dulu gue (sok) sibuk. Masa lebaran ini kayanya semacam masa transisi dari mahasiswa skripsi menjadi mahasiswa tugas akhir bagi gue dan segelintir teman-teman kampus. Masa lebaran kan harusnya disibukkan dengan....kue-kue lebaran dan opor ayam *ngaso*. 

Empat temen kampus dari berdelapan sudah lulus, sudah pendadaran, Dewi, Iffa, Witha, dan Bunga. Sedangkan, Tika dalam waktu dekat bakalan berangkat ke Osaka untuk exchange. Tersisa gue, Yuni, dan Nyit di kampus. Cuma bertiga. Terasa sekali belakangan jadi sering main bareng, makan bareng. Sedih, sih, tinggal bertiga di kampus. Semoga ilmu yang didapat barokah dan amanah akan semua jenis pekerjaan yang bakalan di dapat nanti, aamiin.

Transformasi desain. Kayanya gue pernah jelasin sih di post sebelum-sebelumnya, atau mungkin di sebelumnya lagi,kalau beneran kamu cari habis ini, kamu beneran selo. Kalau di Arsitektur UGM itu ada Pra Tugas Akhir senilai 4 sks yang bentuknya yang semacam kita familiar --- skripsi empat jilid. Kalau sudah sidang, lanjut ke Tugas Akhir, nah di Tugas Akhir senilai 8 sks itu ada tahap Transformasi Desain (TD) dan Pengembangan Desain (PD). Masing-masing hanya diberi waktu selama 7 minggu untuk mengerjakannya di Studio Tugas Akhir (TGA). Gak paham juga sih, kenapa harus Studio TGA? Kenapa gak Studio TA aja? Pemborosan huruf kayanya. Ya gak penting juga sih gue mikirin ini. Yang penting tuh ini udah H-4 minggu deadline dan TD itu bernilai 60% dari nilai final Tugas Akhir. Fiuh. Gue udah bikin apa?? Udah kepentok liburan lebaran, sakit, pindahan kost, dan bla bla bla. Gue udah bikin sampah. Iye, sampah. Masuk desain aja belum. 

Eh, pindahan kost? LAGI? Mau sampe berapa kali pindah nah, mon? Udah tahun terakhir juga pindah-pindah dan kali ini merupakan kost ke empat. Kalo lagi ndaki gunung, udah post ke empat puncak udah deket banget. Sebenernya penyebab gue pindahan gak pingin gue bahas, tapi rasanya gue gatel banget pingin bahas. Bukan perkara kesalahannya, tapi perkara penyebab kepindahan gue menyangkut harga diri banget. Kasarnya sih, diusir. Oh, well. Besok deh kalo udah dapet pemilihan kata yang lebih agak sedikit kece, dan dalilnya pun sudah lupa, biar gak jadi ghibah.

Are you ready for today's studio? Engg, belom garap apa-apa lagi. Kebanyakkan mikir. Capek mikir. Ya, kalo gak mikir sih gak hidup. Walau program Studio TGA ini semacam merenggut kebebasan gue, segera selesaikan! Ganbaruu, Ganbaru, Ganba...Gan...krrr.

Have an awesome and better day than yesterday! Jangan lupa surat Al-Kahfi nya :D

Iggy Pop and David Bowie


Still life by Paulette Tavormina



Lemons and Pomegranates, 2008 by Paulette Tavormina

Art Now, Volume 4 by TASCHEN


TASCHEN, the legendary art book publishing house founded in 1980 by publisher / collector / rock star Benedikt Taschen in Cologne, Germany, and famous for bestsellers such as "Helmut Newton's SUMO" or "the Big Penis Book", has recently published the 4th volume of "Art Now", the bible of contemporary art. And it's excellent!

The revised version features comprehensive notes on established artists such as Chuck Close, Matthew Barney, David Hockney, alongside younger talents such as Adrián Villar Rojas, Cyprien Gaillard, or Danh Vo. If you want to increase your knowledge of contemporary art or refresh your memory on why Francis Alÿs made a difference for instance, read this must-have book.

Similarly as other TASCHEN books, each artist's profile is multilingual in English, French, and German.

The editor is Hans Werner Holzwarth, a book designer and editor based in Berlin, with numerous publications mainly on contemporary art and photography. For TASCHEN he has edited, among other titles, Jeff Koons, Christopher Wool, Albert Oehlen and Neo Rauch.

More info: http://www.taschen.com

Lobster shirt from the F/W 13 collection of Katie Eary


Amazing lobster shirt from the F/W 13 collection of Katie Eary, exclusive feature for Fucking Young! Online.

Katharina Fritsch's blue cockerel on Trafalgar Square



Hahn/Cock, is the "International Klein Blue" 4.72m high artwork by German artist Katharina Fritsch. It will be on display for 18 months on the "Fourth Plinth" on Trafalgar Square in London. And I kinda like it...


Georgia May Jagger


Photo: Georgia May Jagger by Lachlan Bailey for Vogue Paris

Ingin Hijrah. Ditolak. Biasa.

Selamat malam. Eh, selamat dini hari. It's sleepless Saturday, waiting for shaum. Udara Jogja belakangan dinginnya gak nyante, kalo kata salah satu temen KKN sih dinginnya kaya Dieng KW3. Duh, ciyan dibilang KW. Cuaca panas dingin ditambah gak pernah olahraga belakangan, menghasilkan demam. Sudah dema dua hari ini. Sudah minum paracetamol yang mengakibatkan telat bangun pagi. Sudah telat bangun pagi, baru sadar sepenuhnya kalo ban belakang motor bocor sehabis semalam dibawa pergi ke Kulon Progo. Pagi-pagi olahraga dorong motor dengan pakaian dan dandanan cantik lengkap dengan laptop di punggung dan demam meriang di badan. What a nice way to start a friday morning! :|

Kemarin hari ke dua masuk studio tugas akhir di kampus, belum ngapa-ngapain sih. Hari pertama rumpik. Hari ke dua juga rumpik. Biasa anak gadis, asal gak ghibah aja, sih. Oh, ya, studio belum efektif dikarenakan mulai hari Sabtu ini sudah masuk libur lebaran, yaa lebaran saya sih tanggal 8 Agustus ini. Kenapa gue gak pulang ke Lampung? Iye, nurutin bokap buat balik kampung di Ngawi. Ah, Ngawi yang panas itu? Harusnya saya dikasih penghargaan entah itu ke telaga Sarangan lagi atau ke Tawagmangu. Ngadem. 

Seminggu yang lalu gue pulang sih ke rumah di Lampung sekitar 3-4 hari di sana. Terus balik lagi demi mendaftarkan nama di studio tugas akhir periode Agustus inih. Oh, my ~ Hari ke dua di Lampung gue sedih sore-sore, pasalnya disuruh nyetir pas hujan deraaasss. Nangis. Lama. Hari ke tiga sore-sore sekeluarga---bertiga jalan-jalan kece. Awalnya sih cuma diskusi biasa, diskusi ringan, soal gue gak mau disuruh copot kaos kaki dan soal kerudung lebar gue. Kaki kan aurat wanita juga, ya? Kain yang dipakai untuk menjilbabi kan memang gak boleh transparan, ya? Berakhir diomongin fanatiklah, ilmu belum seberapalah, nanti lama-lama pake cadarlah. Gue duduk di jok belakang. Nangis. Luber. Lama.

Banyak sih temen-temen yang bertanya, "Karena siapa, mon, pake kerudung lebar?" 
Wah, maaf, bukan karena siapa-siapa. Karena takut dosa. Karena gak tega lho menyeret bokap ikutan ke neraka bareng gegara gue buka-buka aurat, lantas ga ada yang kasih tau. Berdasar An Nur 31 aja sih, yaa..


Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya serta tidak menampakkan perhiasannya kecuali  yang biasa nampak darinya. Dan hendakkah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka.
(QS. 24 : 31)

Bahasan ke dua. Hal memang cukup bikin rempong dalam menutup aurat secara sempurna, yaa sedang diusahakan sempurna, kaos kaki. Nah, ini yang bikin boka keluar kata-kata lumayan nyelekit. Bokap meyakini aurat wanita cuma sampe batas mata kaki, gak sampe kuku-kuku kaki segala. Wah, maaf deh, saya taunya kaki juga aurat. Gue nyebutin haditsnya, yah disanggah bokap, "Ah, kalo hadits jangan kamu artikan mentah-mentah begitu, ilmu kamu kan belum cukup. Wanita-wanita yang memakai cadar juga ya berdasar hadits. 

Yaah, iya sih baju atasan masih belum panjang betul, masih jarang pake manset tangan kalau lengannya sudah panjang betul, masih bersolek berlebih alias tabarruj. Huhuks.

Hadits riwayat Aisyah ra, bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasulullah dengan pakaian yang tipis, lantas Rasulullah berpaling darinya dan berkata, “Hai Asma, sesungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haid (akil balig) maka tidak ada yang layak terlihat kecuali ini,” sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan. 
(HR Abu Daud dan Baihaqi) 

Nah, loh. Jelas sekali kan, ya, yang boleh terlihat di depan mahramnya itu hanya muka dan telapak tangan. Mau ngedebat haditsnya? Monggo ngedebat Rasulullah SAW :)


Apa yang harus diperbuat wanita dengan bawah baju mereka? Nabi bersabda: Hendaklah ia turunkan satu jengkal (dari mata kaki) Ummul Mu’minin berkata: “ kalau begitu akan tersingkap kaki kami, wahai Rasulullah” Nabi bersabda: “ turunkan satu lengan dan jangan dilebihkan.
(HR. Bukhari dan Muslim)


Nah, nah, lagi. Jelas kan, satu jengkal di bawah mata kaki? What's more can I say??
Aduh, jadi emosi lagi, haha. Kalau begitu tau ilmu gue kurang, iye gue juga ngerti kok. Ya, cari guru gak boyeh, tapi mau belajar juga malah dibeginiin, gak dikasih tau yang bener. Kudu piye tuipss?

Yah, hal semacam ini wajar juga sih, ya. Sama halnya dengan waktu dibilang, "Mon, kamu gak cocok pake baju begitu, kamu cablak". Bahkan ada yang menyangka gue mau deketin cowok salih. Masya Allah, haha. Yowis, karep dah. Alasan yang sebenarnya sudah gue sebutin di atas. :D 

Walau menutup auratnya belum sama sekali sempurna, mau pamer dulu ah, pakai baju terusan semacam dress *lagi ngidam gamis*


Yah, sepenuhnya bisa baca di buku keempatnya Ustadz Felix Siauw "Yuk Berhijab!" Duh, itu buku kece banget dengan ilustrator visual @Benefiko. Atau bisa ikutin kicauan bermanfaat dari @pedulijilbab banyak juga dakwah kreatif visualnya. Duh, saya gak promosi, sekedar referensi yang menyenangkan aja, memenuhi timeline dengan informasi berguna :D

Sebenernya sore itu niat hati mau nyari bahan buat kebaya bareng nyokap laju sekalian diukur badannya. Iih, dapet bahan kebaya unyuh lho, warnanya hijau tosca dengan payet pink, terus kain bawahannya pakai kain tenun Tapis Lampung full. Waaah ~ Love you Mom and Dad. Semoga saya diistiqomahkan dan orang tua saya juga diberi keluasan ilmu lagi. Aamiin...